RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Hartini, istri ke-4 dari mantan Presiden Soekarno, meninggalkan dunia dalam kesedihan pada 12 Maret 2002.
Namun, rasa duka tak hanya terasa dalam kepergiannya, melainkan juga dalam peristiwa pemakamannya yang diungkap oleh sahabat dekatnya.
Ibu Negara yang Tak Disukai
Hartini, lahir pada 20 September 1924, disebut sebagai ibu negara yang tak disukai oleh banyak orang.
Pernikahannya dengan Bung Karno menciptakan kontroversi, terutama karena poligami yang dijalani oleh Presiden pertama RI tersebut.
BACA JUGA:Terpesona dengan Keindahan Kabupaten Jepara, Jejak Kerajaan Demak dan Pangkalan Angkatan Lautnya!
Protes keras datang dari berbagai organisasi kewanitaan seperti Persatuan Istri Tentara (Persit), Kongres Wanita Indonesia (Kowani), dan Persatuan Wanita Republik Indonesia (Perwari).
Bahkan, Gerakan Wanita (Gerwani) pernah melakukan aksi demonstrasi di depan rumah Hartini di Salatiga.
Kondisi Pemakaman yang Menyedihkan
Seorang sahabat Hartini, Jeng Erna, mengungkapkan kondisi pemakaman yang menggambarkan kepedihan.
BACA JUGA:Dibalik Pegunungan Kendeng, Ada Fakta Menarik Tentang Kabupaten Grobogan yang Harus Anda Ketahui!
Erna mendapat telepon beberapa hari setelah Hartini meninggal dunia, dan dia mengenang gerimis yang menemani pelepasan Hartini dari dunia fana.
Meskipun Hartini dianggap sebagai sosok yang tidak disukai oleh banyak orang, pemakamannya mengejutkan dengan kehadiran banyak orang, termasuk pejabat-pejabat, artis, anak sekolah, dan orang-orang yang tidak dikenalnya.
Erna, sambil menangis, menyampaikan, "Ya Allah, Bu Hartini orang yang gak disukai orang, tapi karena dia bisa membawa diri pada saat itu."
BACA JUGA:Sebelum Merayakan Simak Mitos Malam Pergantian Tahun Baru: Antara Tradisi dan Keyakinan