Kerajaan Selimbau juga memiliki hubungan baik dengan Kerajaan Matan dan Kerajaan Sukadana di Kalimantan Barat, serta Kerajaan Sarawak di Malaysia.
Pada masa penjajahan Belanda, Kerajaan Selimbau menjadi salah satu kerajaan yang bersekutu dengan Belanda.
Kerajaan Selimbau menandatangani kontrak dengan Belanda pada tahun 1823, yang menegaskan kedaulatan dan kekuasaannya atas wilayah Kapuas Hulu.
Belanda tertarik dengan sumber daya alam yang melimpah di wilayah ini, terutama kayu, emas, dan damar.
BACA JUGA:Menelusuri Potensi Besar Kabupaten Landak: Ekonomi Kreatif dan Wisata Hebat
Belanda juga membangun benteng dan pos militer di beberapa tempat, seperti di Putussibau, Badau, dan Nanga Badau.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Kabupaten Kapuas Hulu menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan Barat.
Kabupaten ini mengalami beberapa kali pemekaran, yaitu pada tahun 1999, 2003, dan 2007.
Pemekaran ini menghasilkan kabupaten-kabupaten baru, yaitu Kabupaten Melawi, Kabupaten Sintang, Kabupaten Sekadau, dan Kabupaten Kayong Utara.
BACA JUGA:Kabupaten Melawi, Sebuah Kabupaten di Kalimantan Barat dengan Potensi Wisata dan Budaya
Kabupaten Kapuas Hulu memiliki potensi daerah yang beragam, baik di bidang sumber daya alam, pertanian, perikanan, perdagangan, maupun pariwisata.
Berikut adalah beberapa potensi daerah yang dimiliki oleh Kabupaten Kapuas Hulu:
1. Sumber daya alam:
Kabupaten Kapuas Hulu memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti hutan, lahan, mineral, dan air.
BACA JUGA:Kabupaten Mempawah dan Jejak Kerajaan Melayu Abad ke-15
Hutan di Kabupaten Kapuas Hulu mencakup sekitar 80% dari luas wilayahnya, yang merupakan habitat bagi berbagai flora dan fauna endemik.