Kabupaten Sintang merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Sanggau yang resmi berdiri pada tanggal 18 Desember 2003.
Sebelumnya, wilayah ini merupakan bagian dari Kerajaan Sintang yang sudah ada sejak abad ke-4 Masehi.
Kerajaan ini dipimpin oleh Raja Sintang I yang bergelar Dayang Sri Awan Kyai Dipati Suma Negara Abang Karang.
BACA JUGA:Rahasia Tersembunyi di Pulau Nunukan! Inilah Kabupaten Paling Mysterious di Kalimantan Utara!
Pada tahun 1756, Kerajaan Sintang menjadi wilayah protektorat Belanda setelah Sultan Tamjidullah I dari Banjarmasin menandatangani kontrak dengan VOC-Belanda.
Kontrak ini juga mencakup wilayah Kerajaan Sekadau dan Kerajaan Melawi.
Pada tahun 1849, berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, wilayah Kerajaan Sintang dimasukkan ke dalam wester-ooster-afdeeling, yaitu salah satu pembagian administratif Hindia Belanda di Kalimantan Barat.
Pada tahun 1942, setelah Jepang menguasai Indonesia, wilayah Kerajaan Sintang diubah menjadi Kabupaten Sintang, yang merupakan bagian dari Dai Nippon Teikoku Seifu (Pemerintah Kekaisaran Jepang).
BACA JUGA:Wow! Kota Terpadat di Kalimantan Utara, Mengungkap Pesona Tarakan Kota Seribu Kafe
Nama Sintang diambil dari nama sungai yang mengalir di wilayah tersebut.
Pada tahun 1945, setelah Indonesia merdeklarasi kemerdekaannya, Kabupaten Sintang menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS).
Pada tahun 1950, RIS dibubarkan dan diganti menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kabupaten Sintang tetap menjadi bagian dari provinsi Kalimantan Barat.
Potensi Daerah Kabupaten Sintang
Kabupaten Sintang memiliki potensi daerah yang cukup besar, terutama di bidang perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, dan pariwisata.
Berikut adalah beberapa potensi daerah Kabupaten Sintang: