BANGKA BELITUNG, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Setelah penangkapan NS pada 7 Desember 2023, muncul kisah lain seorang perempuan dari luar Kepulauan Bangka Belitung yang terjerat dalam pekerjaan harus membuka layanan tidur (BO) dengan modus serupa.
Melati (bukan nama sebenarnya), berusia 22 tahun, mengaku mendapat tawaran pekerjaan sebagai peneman minum atau lady companion (LC) di salah satu kafe di Pulau Bangka.
Walaupun Melati tahu ada sampingan layanan BO, pada awalnya dikatakan tidak wajib dan boleh menolak. Namun, kenyataannya jika menolak, harus membayar denda dua juta.
BACA JUGA:Investor Asal Amerika Batalkan Proyek Hilirisasi Batu Bara di Tanjung Enim
"Teman bilang kalau mau nerima (BO), ya terima; kalau tidak, tidak apa-apa. Eh, ternyata kalau nolak kena denda dua juta, sama saja pemaksaan. Pas saya ke sini baru tahu banyak denda," ungkap Melati melalui pesan singkat WhatsApp, Jumat (22/12/2023).
Melati telah bekerja di kafe tersebut selama sekitar sebulan sebagai peneman minum tamu. Namun, diketahui dia sudah melayani tidur bersama sekitar 30 orang.
"Mungkin banyak, gak tahu berapa, karena setiap saya mau nolak saya bingung, takut kena denda. Satu hari tidur dengan satu tamu," katanya.
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Cegah Inflasi dengan Operasi Pasar Murah
Jasa layanan tidur dengan tamu yang dilakukan Melati dibayar dengan tarif Rp500.000 sekali tidur, yang kemudian uangnya ditampung dan dihitung setiap bulan.
"Setiap bulan tidak pernah dapat uang atau gaji karena terpotong habis untuk bayar utang. Kita di sini juga kelilit utang karena setiap saya minta kasbon selalu ada bunga," keluh Melati.
Utang Melati membengkak karena sering didenda oleh kafe saat menolak tidur bersama tamu dan bunga yang besar saat mengambil kasbon untuk keperluan mengirim ke keluarganya di kampung halaman.
BACA JUGA:Erick Dukung Penuh Persiapan Maksimal Timnas Indonesia di Turki
"Tiap saya minta kasbon buat kirim ke rumah (orangtua) selalu ada bunganya. Dalam sejuta, bunganya Rp300.000, dari awal tidak dibilang ada bunga atau denda apa-apa. Kalau tahu kayak gini, saya gak mau pergi ke sini," ungkap Melati.
Melati yang tidak tahan lagi dengan paksaan melayani tidur dengan tamu dan denda-denda kafe berharap bisa keluar dari pekerjaannya yang membelitnya.
Paksaan, denda, bunga, dan hutang yang terus membesar membuat Melati ingin cepat pulang ke kampung halamannya.