Sebelum pulang, Abah Hamid diberitahu oleh pria berjubah yang membawa dirinya, jika tempat yang dikunjunginya itu adalah Saranjana.
Sebelum berjalan pulang, Abah Hamid diminta memejamkan mata sambil berjalan dan seketika saat kembali membuka mata, Abah Hamid sudah berada di lokasi hutan jalan pulang menuju rumahnya yang setiap hari biasa ia lalui.
Namun saat tiba di dekat rumahnya, Abah Hamid mendengar orang-orang sedang tahlilan yang ternyata tahlilan itu untuk Abah Hamid yang dikira warga kampungnya sudah meninggal dunia.
Yang lebih mengejutkan lagi, ternyata Abah Hamid berdasarkan penjelasan warga desanya, sudah seminggu dinyatakan hilang oleh warga desanya, padahal Abah Hamid merasa dirinya hanya sesaat mengumadangkan adzan dan mengimami shalat setelah diajak orang yang berjubah ke Saranjana. (*)