RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Perempuan Bahu Laweyan adalah istilah yang dikenal di kalangan masyarakat Jawa.
Mitos ini mengatakan bahwa perempuan yang disebut Bahu Laweyan akan mengalami nasib sial setelah menikah, karena ditinggal mati oleh pasangannya.
Mitos ini cukup terkenal di masyarakat Jawa dan telah menjadi bagian dari tradisi lisan yang turun temurun.
Salah satu contoh perempuan Bahu Laweyan yang terkenal adalah Ibu Tinah. Ibu Tinah telah ditinggal mati oleh tiga suaminya dalam kurun waktu 10 tahun.
BACA JUGA:Kisah Horor Pramugari Mendegar Tembang Jawa Tengah Malam hingga Kerasukan, Bikin Merinding!
Kejadian ini membuat warga terheran-heran akan nasib buruk yang menimpanya, padahal Ibu Tinah dikenal sebagai sosok perempuan baik-baik oleh warga sekitar.
Menurut Supriyadi, seorang paranormal di Kotagede, Yogyakarta, fenomena Bahu Laweyan terjadi pada perempuan saja. Lelaki tidak mengalami nasib serupa.
Supriyadi mengatakan bahwa perempuan yang mengalami nasib ini seringkali mengalami malapetaka atau kesialan dalam hidupnya, seperti kecelakaan, sakit-sakitan, atau hal-hal lain yang tidak menguntungkan.
Fenomena ini dianggap sebagai takdir yang harus mereka jalani.
BACA JUGA:Berapa Besaran Uang Makan dan Uang Lauk Pauk PNS, PPPK Tahun 2024? Berikut Jawabannya!
Budayawan H. Karkono menjelaskan bahwa perempuan Bahu Laweyan memiliki ciri-ciri tertentu.
Mereka memiliki tanda dua lingkaran di punggung kiri dan kanan yang disebut sujen pala, serta dua lingkaran di pantat kiri dan kanan yang disebut sujen bokong.
Konon, perempuan-perempuan ini diyakini menjadi persinggahan bagi makhluk halus. Mereka akan terus mengalami nasib sial sampai mereka menikah yang ke-8 kalinya.
Namun, tidak mudah bagi perempuan Bahu Laweyan untuk mencapai pernikahan yang ke-8. Mereka sering mengalami trauma setelah pernikahan yang ke-3, dan pria tidak berani menikahinya lagi.
BACA JUGA:Begini Ceritanya Kisah Mahasiswi Cantik yang Diperistri Penghuni Kota Gaib,Kota Wentira di Sulawesi