RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Gunung Padang, sebuah situs arkeologi yang memicu perdebatan luas di kalangan sejarawan dan arkeolog.
Apakah ini merupakan bukti peradaban hilang yang lama terlupakan atau kumpulan struktur yang berfungsi sebagai observatorium astronomi kuno?
Hal ini menjadi topik kontroversial yang terus memikat minat peneliti dan pengamat sejarah.
Gunung Padang, sebuah situs megalitikum yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Indonesia, telah lama menjadi fokus perdebatan di kalangan para ahli arkeologi dan sejarawan.
BACA JUGA:Misteri Gunung Padang: Situs Megalitikum yang Membingungkan
Dalam beberapa dekade terakhir, berbagai teori yang menarik telah muncul, memberikan sudut pandang yang berbeda mengenai asal-usul serta fungsi sebenarnya dari situs ini.
Salah satu teori yang menarik menyatakan bahwa Gunung Padang mungkin merupakan sisa-sisa dari kompleks kuil atau tempat ibadah kuno yang telah lama hilang dari zaman pra-sejarah.
Namun, teori lainnya menaruh perhatian pada kemungkinan bahwa Gunung Padang digunakan sebagai situs pengamatan astronomi kuno.
BACA JUGA:Menggali Kearifan di Bawah Gunung Padang Tantangan dan Pertimbangan dalam Penelitian Arkeologi
Bahkan, ada juga hipotesis yang mengusulkan bahwa situs ini mungkin menjadi tempat penyimpanan pengetahuan kuno yang terkait dengan peradaban hilang.
Situs Gunung Padang ditemukan pada tahun 1914 oleh seorang arkeolog Belanda bernama H.C. Cornelius, namun, penelitian lebih mendalam baru dilakukan pada tahun 1979 oleh tim arkeologi dari Universitas Indonesia.
Sejak saat itu, Gunung Padang terus menjadi fokus penelitian yang mendapatkan perhatian internasional karena kemungkinan besar bahwa situs ini adalah salah satu kompleks megalitik tertua di dunia.
Bahkan, diperkirakan usia situs ini, jika dihitung hingga lapisan terbawahnya, mencapai sekitar 13 ribu tahun.
Namun, meskipun penelitian yang intens telah dilakukan, Gunung Padang tetap menyimpan sejumlah misteri yang belum terpecahkan.