Secara keseluruhan, lapisan es Antartika telah kehilangan sekitar 8,3 triliun ton es dalam kurun waktu 25 tahun, sekitar 330 miliar ton per tahun.
Namun, penelitian baru ini mengungkapkan kerugian yang signifikan, terutama di beberapa gletser yang kehilangan lebih dari satu triliun ton es.
Salah satu contohnya adalah lapisan es Wordie yang telah kehilangan 87 persen massanya sejak 1997.
Kerugian juga terjadi pada lapisan es Larsen A dan Larsen B, yang masing-masing kehilangan 73 persen dan 57 persen massanya.
BACA JUGA:Peneliti Menemukan Kehidupan pada Kedalaman 900 Meter di Bawah Lapisan Es Antartika
Lapisan es Larsen C, yang merupakan yang terbesar, kehilangan 1,8 miliar ton es, sekitar seperdelapan massanya.
Kerugian terbesar terjadi di lapisan es Thwaites, yang telah kehilangan 70 persen massanya sejak 1997.
Lapisan es yang terus tumbuh umumnya terletak di sisi timur benua dan pertumbuhannya lebih lambat daripada lapisan es di sisi barat yang mengalami pencairan es yang signifikan.
Meskipun sulit untuk menghubungkan hilangnya lapisan es secara langsung dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia, penyusutan yang berlangsung terus-menerus diantisipasi akan terus terjadi seiring pemanasan global.
Kehilangan lapisan es ini memiliki konsekuensi serius, termasuk potensi kenaikan air laut yang signifikan.
Selain itu, pencairan es juga memiliki dampak serius pada hewan-hewan seperti penguin kaisar di Antartika.
Sebuah studi baru oleh British Antarctic Survey (BAS) menemukan bahwa mencairnya es laut merupakan ancaman besar bagi penguin kaisar, dengan kemungkinan kegagalan perkembangbiakan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam satu musim, empat dari lima koloni penguin kaisar di wilayah Laut Bellingshausen bagian tengah dan timur kemungkinan besar tidak memiliki anak penguin yang selamat pada tahun 2022, karena hilangnya es laut selama musim panas di Antartika. (*)