BANDA ACEH, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Pada masa perang Aceh, sebuah cerita hantu yang membuat Pemerintah Kolonial Belanda ketar-ketir muncul di dekat sebuah benteng tidak jauh dari Kota Radja, yang kini bernama Banda Aceh.
Kisah ini dituliskan oleh Letnan H. Aars dalam bukunya yang berjudul ''Tjerita-Tjerita Dari Negeri Atjee'', yang diangkatnya berdasarkan cerita Letnan JP Schoemaker, seorang pengarang asal Belanda yang menulis buku ''Hikajat Perang''.
Dalam bukunya yang terbit pada tahun 1891, Letnan H. Aars menaruh kisah hantu tersebut pada halaman pertama, dengan judul ''Tjerita Deri Satoe Setan''.
Kisah ini berawal ketika seseorang melaporkan melihat sosok berpakaian putih di atas sebuah kuburan tak jauh dari benteng tersebut.
BACA JUGA:Legenda Sedih Tentang Kura-Kura dan Kupu-Kupu
Awalnya, prajurit Belanda meragukan laporan ini, namun opsir komandan letnan yakin bahwa yang dilihat adalah hanya sebatang kayu.
Untuk mengatasi rasa takut dan was-was, prajurit Belanda bersembunyi di dekat kuburan untuk menyelidiki lebih lanjut.
Namun, selama tiga hari berturut-turut, sosok hantu yang mereka tunggu tidak muncul.
Mereka dibuat bingung tentang identitas sebenarnya dari sosok tersebut.
BACA JUGA:Menelisik Makam Kuno di Gunung Padang, Ternyata Begini Ceritanya, Banyak Yang Belum Tahu!
Setelah upaya-upaya penyelidikan, akhirnya terungkap bahwa sosok hantu yang meneror para prajurit selama beberapa malam adalah seorang mata-mata yang bertujuan memantau gerak-gerik Belanda.
Wakidin, seorang serdadu Belanda, berhasil mengungkap bahwa sosok berbaju putih itu selalu muncul saat lampu di rumah seorang Aceh dipadamkan.
Dalam sebuah operasi rahasia, mereka menemukan lubang di kuburan yang merupakan tempat di mana sosok tersebut muncul.
Lubang itu ternyata berisi banyak senjata, dan ternyata itu adalah tempat penyimpanan senjata oleh pejuang Aceh.