Legenda Gunung Batu Bini dan Gunung Batu Laki | Kisah Epos dari Kalimantan Selatan

Rabu 18-10-2023,21:15 WIB
Reporter : Mael
Editor : Mael

Angui pun merasa wajib untuk mengunjungi ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan. 

Ia mengajak istrinya dan menyediakan kapal besar untuk perjalanan mereka ke kampung Angui.

Diang Ingsung, yang renta dan sakit-sakitan, berusaha keras untuk datang ke kapal anaknya dengan sampan kayunya. 

Namun, ketika kapal besar itu mendekati, Angui malu mengakuinya dan memerintahkan anak buahnya untuk mengusirnya. 

BACA JUGA:Cerita Fabel, Keindahan Kerendahan Hati dan Persahabatan Seekor Ayam dan Burung Elang

Diang Ingsung yang penuh dengan kesedihan terus mendayung sampannya menjauhi pantai.

Namun, langit tiba-tiba menjadi mendung, hujan deras turun dengan badai dan petir yang mengamuk. 

Kapal Angui terhempas berkali-kali oleh badai dan petir, hingga terbelah menjadi dua. 

Satu bagian berisi istri Angui dan dayang-dayangnya, sementara yang lain adalah Angui dan para awak kapalnya. 

BACA JUGA:Kisah Awang Sukma dan Telaga Bidadari | Cerita Rakyat Kalimantan Selatan

Kedua bagian itu pun tenggelam dan menjadi batu.

Bagian yang berisi istri Angui dan dayang-dayangnya menjadi Gunung Batu Bini, sementara bagian yang berisi Angui dan awak kapalnya menjadi Gunung Batu Laki. 

Kejadian tersebut menggambarkan bagaimana permohonan Diang Ingsung di tengah badai dipenuhi,

mengubah Angui dan istrinya menjadi gunung yang berdiri di Kalimantan Selatan hingga hari ini. 

BACA JUGA:Cerita Rakyat Kalimantan Selatan: Legenda Ular Dandaung dan Putri Raja

Cerita ini menjadi warisan berharga dari budaya Kalimantan Selatan, mengingatkan kita akan pentingnya hormat dan pengabdian kepada orang tua. (*)

Kategori :