Namun, yang menjadi perdebatan adalah apakah penggalian ini dilakukan berdasarkan fakta dan data yang ditemukan di lapangan atau hanya untuk memenuhi visi tertentu.
Bagi lulusan studi arkeologi Indonesia, setiap lapisan penggalian dalam kotak ekskavasi harus ditentukan berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan.
Pengambilan kesimpulan harus berdasarkan bukti, bukan statement sebelumnya yang dapat mempengaruhi penafsiran data.
BACA JUGA:Petilasan Eyang Semar Keajaiban dan Misteri Gunung Arjuno
BACA JUGA:Penemuan Makam Kuno di Gunung Padang, Menyingkap Tabir Sejarah Masa Lalu, Membuka Lembaran Baru
Ketika tokoh sekelas Andi Arief terjebak dalam ambisi perubahan yang merusak kompetensi profesi yang telah dibangun dengan susah payah, hal ini menjadi pertanyaan tentang nilai-nilai sejati bangsa Indonesia, seperti asah, asih, asuh, dan tatakrama.
Sebagai penutup, penting untuk mencatat bahwa Gunung Padang adalah warisan budaya masyarakat Sunda dan Nusantara yang harus dijaga dan dihormati.
Penggalian yang tidak didasarkan pada bukti konkret dan data yang kuat dapat merusak situs bersejarah ini dan memalukan Indonesia di mata dunia.
Kita seharusnya lebih memperhatikan nilai-nilai budaya yang sejati dan berfokus pada penelitian yang berlandaskan pada bukti, bukan pada spekulasi mitis.
BACA JUGA:Gunung Padang Piramida Tertua di Bumi, Ungkap Kebenaran Situs Gunung Padang, Piramida Paling Tua
BACA JUGA:10 Piramida Tertua di Dunia, Apakah Gunung Padang Termasuk?
Sejarah bangsa Indonesia adalah aset berharga yang perlu dilestarikan dengan bijak, bukan dijadikan sebagai alat untuk tujuan tertentu yang belum terbukti secara ilmiah. (*)