Para peneliti dan departemen terkait, seperti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Menristek, dan ESDM, memberikan rekomendasi bahwa tidak ada indikasi adanya bangunan dalam Gunung Padang.
Sebaliknya, tudingan manipulasi laporan penelitian terhadap situs ini dikeluarkan oleh Andi Arief.
Kontroversi semakin memanas ketika Andi Arief meminta tiga menteri yang memimpin bersama seorang wakil menteri untuk mundur dari jabatannya karena dianggap bertindak manipulatif.
Bahkan, Prof. Dr. Mundardjito, seorang arkeolog yang peduli terhadap situs ini, menjadi sasaran tudingan dari Andi Arief.
BACA JUGA:Suara Gamelan Ngunduh Mantu di Gunung Arjuno Misteri dari Masa Lampau
Namun, yang menjadi perdebatan adalah motivasi sebenarnya di balik penggalian Gunung Padang.
Mengapa tiba-tiba Andi Arief begitu peduli pada situs arkeologi di Indonesia, hingga mau mengucurkan dana besar untuk mengungkapkan misteri Gunung Padang?
Apakah tujuannya hanya untuk membuktikan bahwa Indonesia memiliki peradaban tinggi?
BACA JUGA:Gunung Arjuno Keindahan Alam dan Misteri yang Mendalam
Dalam dunia arkeologi, Prof. Dr. Mundardjito sudah dikenal sejak puluhan tahun lalu, dan kontribusinya telah memberikan landasan metodologi arkeologi Indonesia.
Ia peduli pada kelestarian situs arkeologi dan kemajuan penelitiannya selama bertahun-tahun.
Namun, yang menjadi perdebatan adalah apakah penggalian ini dilakukan berdasarkan fakta dan data yang ditemukan di lapangan atau hanya untuk memenuhi visi tertentu.
BACA JUGA:Penemuan Harta Karun di Dasar Laut Dunia yang Fenomenal
Bagi lulusan studi arkeologi Indonesia, setiap lapisan penggalian dalam kotak ekskavasi harus ditentukan berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan.
Pengambilan kesimpulan harus berdasarkan bukti, bukan statement sebelumnya yang dapat mempengaruhi penafsiran data.