Mengungkap legenda ular pemakan manusia dari Kalimantan, Banyak Anak-anak Menjadi Korban

Senin 25-09-2023,14:47 WIB
Reporter : Reri Alfian
Editor : Reri Alfian

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Alkisah, ratusan tahun silam saat Belanda masih menjajah bumi Kalimantan, ada sekelompok suku Dayak yang meninggalkan kampungnya menuju pedalaman demi menghindari penjajah. Saat itulah mereka berhasil menemukan sebuah lembah di kaki pegunungan, di sana mereka membuat perkampungan baru. Sayangnya, ketenangan itu rusak setelah anak-anak mereka mulai menghilang diambil ular raksasa. Hari demi hari, banyak penduduk kampung menjadi saksi kemunculan ular raksasa yang memangsa anak kecil. Tak ingin hanya berdiam diri, penduduk mulai membuat senjata dan pergi mencari sarang sang ular.

BACA JUGA:Misteri Tapak Kaki Besar Gunung Papandayan yang Menggemparkan Mahluk Apakah Lalu ditemukanlah sarang mirip gua, di sebuah pulau kecil di tengah sungai, yang berisi dua ular raksasa bersama seekor ular misterius lain yang bertubuh kecil. Ingin lepas dari tragedi, penduduk lantas berbondong-bondong membunuh ular raksasa itu. Dan berhasil. Tapi kemudian mereka membiarkan ular kecil pergi dan membuatnya berjanji untuk tidak memangsa manusia lain. Itulah sekelumit legenda tentang ular pemakan manusia dari suku Dayak di Kalimantan. Pertanyannya, benarkah ular pemangsa manusia itu ada?

BACA JUGA:Tertutup Es di Kutub Selatan: Memahami Kondisi Geografis Benua Antarktika Pertama perlu diketahui bila Kalimantan dipenuhi hutan berusia 140 juta tahun, salah satu yang tetua di muka Bumi. Hewan-hewan di pulau Kalimantan telah mengalami evolusi besar pasca zaman es, termasuk ular. Saat ini ilmuwan memperkirakan ada 150 spesies ular di pulau berjuluk 'Borneo' ini. Pertanyaan selanjutnya, mana dari 150 spesies itu yang paling berpotensi sebagai ular pemakan manusia? Penasaran? Berikut adalah 4 ular paling berbahaya asal Kalimantan yang bisa jadi 'tersangka' dalam legenda itu. Ular welang kepala merah (Bungarus flaviceps)

BACA JUGA:Misteri Istana Megah Dewi Anjani di Gunung Rinjani, Kisah Legenda Gunung dan Ratu Jin Ular ini tergolong berbisa dan cukup berbahaya, apalagi bila sedang di air. Welang kepala merah mempunyai racun saraf atau neurotoksin. Dan bila ada korban yang tergigit di dalam air, maka dia akan mengalami kelumpuhan, tenggelam dan tidak bisa bernapas. Racun ular ini juga tidak mudah disembuhkan oleh anti racun jika tidak segera diberikan pada korban. Salah satu korban keganasan ular ini adalah Joseph Slowinski, pakar ular yang tergigit tahun 2001 silam. Tetapi, ular welang kepala merah tidak bisa dikatakan ular raksasa pembunuh manusia mengingat ukurannya cukup kecil meski panjangnya bisa mencapai dua meter.

BACA JUGA:Misteri Gunung Rinjani Terdapat Bukit Penyesalan,Legenda dan Keberanian Pendaki Pit viper (Trimeresurus albolabris) Pit viper daun atau ular hijau termasuk ular berbisa endemik Asia Tenggara. Ular dengan kepala segitiga ini sangat terkenal akan bisanya yang mematikan, tidak aneh bila ular ini masih satu keluarga dengan ular Fer-de-lance, si pembunuh dari Amerika Selatan. Ular ini kerap terlihat bergelantungan di pohon menunggu mangsanya, seperti burung dan serangga kecil lain. Racun ular ini cukup spesial karena menyerang sistem peredaran darah jantung, menurunkan tekanan darah secara drastis.

BACA JUGA:Antartika: Kekuatan Alam yang Megah dan Ancaman Lingkungan Global Kembali lagi, meski reputasi racunnya terkenal berbahaya, ular ini cukup kecil dengan panjang tak sampai satu meter. Mereka juga tergolong pemburu yang menanti buruan datang, bukan yang aktif berburu mangsa. Sehingga kemungkinannya menjadi ular yang ditakuti suku dayak cukup kecil. King Kobra (Ophiophagus hannah) Seperti namanya, King Kobra adalah ular berbisa terbesar di dunia, dengan panjang mencapai 5 meter.

BACA JUGA:Antartika: Kekuatan Alam yang Megah dan Ancaman Lingkungan Global Meski tidak bisa menembakkan bisa seperti ular kobra biasa, satu gigitan King Kobra cukup untuk membunuh 20 orang dan satu ekor gajah. Ular ini juga tidak hanya aktif malam hari, tetapi siang hari, membuatnya pantas disebut 'naga' seperti yang digambarkan penduduk. Mereka juga satu-satunya ular yang membangun sarang untuk bertelur. Sayangnya King Kobra masih belum bisa disebut ular pemakan manusia Kalimantan.

BACA JUGA:Misteri Benua Es Antartika: Eksplorasi dan Penemuan Terbaru Alasannya? Mungkin ular ini besar, tetapi makanan mereka hanya kadal dan mamalia kecil. Selain itu, pada dasarnya King Kobra bukanlah ular yang suka menyerang manusia. Mereka lebih memilih menghindar dari pada berinteraksi dengan kita. Sanca Kembang (Python reticulatus) Ular satu ini termasuk pemecah rekor ular terpanjang di dunia, dengan panjang sampai 10 meter! Meski pun rata-rata yang ditemukan kini hanya 4 meteran, tidak butuh sanca 10 meter untuk menelan utuh-utuh seorang anak kecil.

BACA JUGA:Misteri di Balik Gunung Rinjani, Di pulau Lombok, Mulai Dari Keindahan Alam Hingga Kearifan Lokal Ular sanca yang termasuk jenis piton memang tidak berbisa, namun belitan dan rahang yang bisa terpisah membuatnya mampu memangsa hewan lain yang berukuran berkali kali lipat. Berdasarkan penelitian tahun 2011, satu per empat warga sebuah desa pelosok bernama Agta di Filipina menjadi korban serangan sanca. Selain itu laporan WHO di tahun 2010 memuat kasus ular piton yang menelan seorang petani di Sulawesi. (*)

Kategori :