Karena itu, tak seorang pun di dunia berani mendekati Gunung Kinabalu, meskipun di dalamnya tersimpan mutiara berharga.
Namun, pada suatu masa, seorang pangeran dari negeri Cina datang dengan niat untuk merampas mutiara tersebut.
Setelah pertempuran sengit yang berlangsung dengan naga itu, sang pangeran berhasil menewaskan naga itu dan membawa pulang mutiara berharga itu ke negeri asalnya.
Namun, cerita ini mengambil twist yang tak terduga. Sang pangeran, setelah menikahi seorang gadis cantik dari suku Kadazan, tiba-tiba meninggalkan gadis tersebut dan kembali ke negeri Cina.
Ia menelantarkan istrinya tanpa alasan yang jelas. Gadis Kadazan itu merasa sedih, kecewa, dan patah hati.
Untuk menenangkan hatinya, ia pergi ke Gunung Kinabalu.
Sayangnya, ia terus menangis di gunung itu dan mengucapkan kata-kata yang tidak semestinya. Akibatnya, ia berubah menjadi batu.
Kisah inilah yang menjadi awal mula penamaan Gunung Kinabalu.
BACA JUGA:Misteri Kota Kalong, Kisah Unik Kelelawar di Soppeng Sulawesi Selatan
Kata 'Kina' dalam bahasa setempat memiliki arti 'Cina,' sementara 'Balu' bermakna 'Janda.' Jadi, secara harfiah, Gunung Kinabalu dapat diartikan sebagai 'Jandanya Pangeran Cina,' menggambarkan tragedi cinta yang menyedihkan.
Suku Kadazan sendiri memiliki versi lain dalam penamaan gunung ini.
Menurut mereka, Gunung Kinabalu juga dapat disebut sebagai 'Aki Nabalu,' yang artinya 'gunung Nenek Moyang.' Ini mencerminkan keyakinan bahwa gunung ini adalah tempat bersemayamnya nenek moyang atau leluhur mereka.
Legenda Gunung Kinabalu menciptakan citra yang sangat indah dan kuat tentang gunung ini di mata masyarakat Malaysia.
BACA JUGA:LEGENDA DI TANAH JAWA! Rawa Pening, Danau Megah yang Diramaikan oleh Suara Gamelan Misterius
Ini adalah tempat yang memadukan keindahan alam yang megah dengan kisah-kisah yang kaya akan makna dan emosi, menjadikannya salah satu destinasi yang paling menarik di Asia dan dunia.