1. Tidak Mengambil Buah-Buaha: Kelelawar tidak diperbolehkan mengambil atau merusak buah-buahan di sekitar kota yang dimiliki oleh warga.
2. Hanya di Pohon Asam: Kelelawar boleh berdiam di kota, tetapi hanya di pohon asam. Ini menjelaskan mengapa pohon asam menjadi tempat favorit mereka.
3. Memberi Isyarat Bencana: Raja meminta kelelawar untuk memberi tahu masyarakat jika ada bencana atau musibah yang mengancam. Mereka diharapkan memberikan isyarat melalui perilaku mereka, seperti menghilang dari pohonnya minimal 24 jam sebelum kejadian tersebut.
Dengan adanya perjanjian ini, langit pusat Kabupaten Soppeng menjadi tempat yang dipenuhi kelelawar, dan daerah ini mendapat julukan yang pantas, yaitu "Kota Kalong."
BACA JUGA:Misteri Harta Karun Sriwijaya yang Tersembunyi, Ada Penemuan Lain, Berikut Pembahasanya
Ketika kelelawar tidak kembali ke pohonnya selama 24 jam, masyarakat pun siap siaga, menganggapnya sebagai isyarat bahwa sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi.
Selain sebagai penanda bencana, kotoran kelelawar juga memiliki arti khusus bagi pendatang atau wisatawan yang berkunjung ke Watansoppeng.
Konon, jika Anda terkena kotoran kelelawar saat berada di sekitar pohon asam, Anda akan mendapat jodoh orang Soppeng.
Meskipun jarang terjadi, hal ini menjadi mitos menarik yang menambah daya tarik wisata kota ini.
BACA JUGA:Legenda dari Tanah Jawa, Misteri Rawa Pening Kisah Alam dan Cerita yang Menyertainya
Hingga saat ini, perjanjian antara raja dan kelelawar di Soppeng masih tetap dijunjung, dan populasi kelelawar terus bertahan di tengah kota.
Para wisatawan dapat menikmati pemandangan yang memukau dari "Kota Kalong" dengan berjalan-jalan di sepanjang jalan-jalan protokol kota yang dikelilingi oleh pohon asam besar, sambil merasakan nuansa unik dari kelelawar yang menjadikan kota ini rumah mereka. (*)