Tapi kejadian mengejutkan terjadi saat seorang ular besar mendatanginya.
Awalnya, Raden Kalung mengira itu hanya ular biasa.
Namun, ular tersebut tiba-tiba berubah menjadi naga lengkap dengan mahkota, mengungkapkan identitasnya sebagai siluman ular penguasa Citarum.
Ular ini mencoba menguji Raden Kalung yang berani datang dan bertapa di wilayahnya tanpa izin.
Namun, Raden Kalung tidak gentar. Meski diserang berkali-kali, ia tetap fokus pada meditasinya.
Bahkan serangan bisa sang ular tidak bisa melukainya, karena tubuhnya dilindungi oleh cahaya putih yang membentang dan menghancurkan serangan ular.
Setelah beberapa waktu, siluman ular itu akhirnya menyerah dan memohon ampun.
Ia berubah menjadi sebuah benda pusaka yang dikenal sebagai Pusaka Sanhyang Wiratloka, yang memberikan kekuatan besar kepada Raden Kalung, bahkan bisa berubah menjadi seekor ular.
BACA JUGA:Cerita dari Tanah Laut Kalimantan Selatan, Misteri Gunung Kayangan dan Air Terjun Bajuin
Selain digunakan dalam pertempuran, pusaka ini menjadi senjata Raden Kalung untuk menjaga sungai Citarum.
Kehebatan pusaka ini membantu menjaga keberadaan sungai yang sangat vital dalam sejarah, ekonomi, dan kehidupan sosial masyarakat di sekitarnya.
Dengan begitu, Raden Kalung Bimanagara menjadi salah satu pahlawan dalam menjaga kelestarian sungai Citarum, menegaskan pentingnya peran legenda dalam sejarah dan budaya kita. (*)