Kejadian serupa juga dikisahkan oleh teman yang melihat sebuah iringan pengantin melintas di jalan aspal di sekitar Gunung Kayangan.
Saat itu, jalan di wilayah tersebut hanya memiliki satu jalur.
Gunung Kayangan juga memiliki hubungan dengan cerita tentang Gunung Keramaian di Desa Ujungbatu, Kecamatan Pelaihari, dan keberadaan lima jembatan.
Jembatan-jembatan ini berada di jalur menuju Gunung Kayangan dari arah Pelaihari dan sering kali menjadi tempat terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Bahkan, beberapa korban jiwa pernah terjadi di salah satu dari lima jembatan tersebut.
Seorang warga setempat mengisahkan bahwa temannya pernah berhenti dan menyaksikan iringan pengantin yang seperti arak-arakan melintas di jalan aspal yang diikuti oleh temannya.
"Maka tak heran jika sebagian orang di wilayah Gunung Kayangan ini melihat penampakan makhluk gaib," katanya.
Penamaan Gunung Kayangan itu sendiri belum memiliki referensi atau catatan resmi dalam buku sejarah.
BACA JUGA:Wong Samar dalam Kepercayaan Masyarakat Bali, Makhluk Tak Terlihat Penjaga dan Pengganggu
Tidak ada yang tahu asal usul nama Gunung Kayangan.
Meskipun begitu, Gunung Kayangan telah menjadi destinasi objek wisata resmi yang diakui oleh Pemerintah Kabupaten Tanahlaut.
Ada anggapan bahwa nama Gunung Kayangan diberikan oleh para pekerja perkebunan pabrik tebu.
Hal ini serupa dengan penamaan Gunung Damarwulan dan nama-nama gunung lainnya.
Gunung Kayangan dulunya merupakan areal penanaman tebu milik PTPN.