Hotel Majapahit Surabaya: Kesaksian Misterius pada Perjuangan Kemerdekan, Ada penampakan Hantu Belanda Berdans

Sabtu 02-09-2023,22:29 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Adi Candra

BACA JUGA:Pugung Raharjo: Jejak Keagungan Nenek Moyang

Hotel ini menjadi saksi peristiwa heroik pada tanggal 19 September 1945, ketika Arek-Arek Suroboyo memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang hampir direbut kembali oleh Belanda.

Hotel Majapahit, meskipun memiliki predikat bintang lima, terkenal dengan kesederhanaannya.

Di dalamnya, Anda akan menemukan foto-foto sejarah yang menggambarkan perubahan nama dan peristiwa penting yang terjadi di hotel ini.

BACA JUGA:Situs Pugung Raharjo: Saksi Bisu Perjalanan Waktu dan Peradaban Manusia di Indonesia

Namun, selain sejarahnya yang kaya, Hotel Majapahit juga terkenal dengan cerita-cerita mistisnya.

Para pegawai hotel telah melarang pengunjung untuk berjalan di koridor pada malam hari karena seringkali terjadi penampakan hantu orang-orang Belanda yang sedang berpesta.

Selain itu, ada juga cerita tentang penampakan hantu anak kecil Belanda di teras atas ruangan lobi hotel, serta penampakan hantu wanita dengan gaun putih yang sering muncul di restoran dengan kepala yang miring ke kiri.

BACA JUGA:Tempat Angker Ubud Bali, Misteri Arwah Dewi di Jalan Raya Tjampuhan

Di area kolam renang hotel ini, seringkali muncul penampakan kepala hantu tanpa tubuh.

Tetapi di antara semua cerita mistis ini, kisah sejarah nyata yang paling menarik terkait dengan Hotel Majapahit adalah kamar nomor 33.

Kamar ini pernah dijadikan pusat komando tentara Belanda, dan di kamar inilah tokoh Arek Suroboyo, Roeslan Abdul Gani, meminta penjelasan mengapa bendera Belanda berkibar di hotel tersebut.

BACA JUGA:Lokasi Terkenal Angker di Ubud Gianyar Bali, Kisah Pertemuan Misterius dengan Arwah di Jalan Raya Tjampuhan

Aksi heroik perobekan bendera Belanda terjadi di kamar ini.

Roeslan Abdul Gani, yang memiliki sejarah panjang dalam politik Indonesia dan pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Wakil Perdana Menteri, dan Duta Besar untuk PBB, adalah saksi hidup dari peristiwa bersejarah tersebut.

Pada tahun 1998, Cak Roes, panggilan akrabnya, kembali ke Hotel Majapahit untuk memasang plakat bersejarah aksi perobekan bendera yang dipasang di depan hotel sebagai monumen bersejarah.

Kategori :