Proyek ini tidak hanya menciptakan manfaat jangka pendek bagi masyarakat sekitarnya, tetapi juga menjadi salah satu aset berharga dalam pembangunan negara secara keseluruhan.
Namun, di balik kejayaan teknis ini, tersimpan cerita-cerita mistis yang melekat kuat dalam budaya masyarakat sekitar.
Selain mengagumkan dari segi teknis, proyek pembangunan bendungan ini juga menyisakan jejak yang menggetarkan hati.
Pembangunan Bendungan Jatiluhur dimulai jauh sebelum tahun 1985, ketika Waduk Saguling dan Waduk Cirata belum hadir dalam peta perjalanan sungai Citarum.
Sebelumnya, Bendungan Jatiluhur adalah satu-satunya bendungan yang mengatur aliran sungai ini.
Namun, proyek ini tidak hanya melibatkan mesin dan konstruksi megah.
Ada elemen-elemen supernatural yang turut memengaruhi jalannya pembangunan ini.
BACA JUGA:Tradisi Bomena Suku Bhutan: Mengenal Kearifan Lokal dan Kebudayaan
Masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai Citarum telah mewariskan cerita-cerita mitos dari generasi ke generasi.
Salah satu mitos yang paling mencolok adalah kisah tentang seorang penguasa mistis bendungan yang dikenal sebagai Mbah Jawer.
Kisahnya dimulai dengan kelahiran anak yang sangat istimewa.
Anak ini memiliki kejanggalan fisik berupa jawer yang menyerupai jengger ayam di kepalanya.
Sang ayah yang malu dan bingung mencari bantuan dari seorang tokoh spiritual setempat. Sang ayah memutuskan untuk membuang anak berjawer itu ke sungai Citarum.