Tanpa peringatan, sebuah mobil yang hendak dia lewati membuka pintunya secara otomatis.
Dewi terpental dan jatuh dari sepedanya, dan tanpa disadari, dia ditabrak oleh kendaraan yang melintas.
Tubuhnya yang sudah tidak mampu bergerak dikerumuni oleh masa dan dilarikan ke Rumah Sakit.
Di Bali, terdapat kepercayaan bahwa jika seseorang meninggal tanpa mendapatkan upacara pemakaman yang sesuai, atau jika kematian tersebut tidak wajar, arwahnya akan tetap berada di tempat terakhir dia menghembuskan nafas terakhirnya.
BACA JUGA:Keunikan Suku Eskimo, Berikut Ciri-ciri Orang Eskimo
Setelah beberapa hari berlalu sejak kejadian tragis itu, masyarakat Ubud mengadakan upacara Ngiring.
Upacara ini bertujuan untuk menghantarkan para Dewa-Dewi dari satu Pura ke Pura lain.
Selama upacara Ngiring, yang menuju ke Pura yang terletak tepat di bawah jembatan, ada kabar yang muncul bahwa Dewi ikut hadir dalam upacara tersebut.
Dia terlihat duduk sendirian dengan pakaian adat berwarna putih di tempat di mana kejadian mengerikan itu terjadi.
BACA JUGA:Misteri Rumah Nina, Kisah Nyata Seram di Balik Drama Berseri Terkenal di Brunai
Orang-orang yang melihatnya terdiam, tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Dalam perjalanan itu, Dewi bahkan bertemu dengan Ibunya.
Ibunya, dengan nada sedih, bertanya mengapa Dewi duduk sendirian.
Ibu Dewi yang penuh kesedihan menjawab bahwa Dewi telah meninggal.
Orang lain pun berkomentar bahwa Dewi tampak sakit dan wajahnya pucat.