Karena ia merupakan simbol bagi padi, Dewi Sri juga dipandang sebagai ibu kehidupan dan seringkali dihubungkan dengan tanaman padi dan ular sawah.
Legenda Dewi Sri diwarnai oleh kisah keluarga kerajaan.
BACA JUGA:Menjelajah Keunikan Kehidupan Suku di Kutub Utara: Hidup Bersama Calon Istri dalam Tradisi Eskimo
Prabu Sri Mahapunggung, juga dikenal sebagai Bathara Srigati, adalah seorang raja di Kerajaan Medang Kamulan.
Dewi Sri adalah putri sulungnya, yang diyakini sebagai titisan neneknya, Bathari Sri Widowati.
Dewi Sri digambarkan sebagai seorang putri yang cantik, cerdas, baik hati, dan bijaksana.
Dalam legenda ini, ada juga peran penting yang dimainkan oleh adik Dewi Sri, Sadana, yang dikenal sebagai lambang kemakmuran hasil bumi selain padi.
BACA JUGA:Suku Apatani di Arunachal Pradesh, Wanita Cantik di Sini Menyumbat Hidung dan Tato, Apa Tujuannya?
Ketika Sadana diminta untuk menikahi Dewi Panitra, ia menolak dengan alasan ingin menghormati kakaknya.
Ini mengarah pada perubahan dramatis dalam kisah Dewi Sri, di mana Prabu Sri Mahapunggung mengutuk Dewi Sri menjadi ular sawah, dan Sadana menjadi burung sriti.
Kisah ini mencapai puncaknya ketika Dewi Sri, dalam wujud ular sawah, tiba di rumah seorang petani bernama Kyai Brikhu.
BACA JUGA:Ritual Dalam Gelap Dipimpin Shaman: Misteri Budaya Suku Eskimo
Melalui mimpi, Kyai Brikhu diberi petunjuk bahwa bayinya, Dewi Tiksnawati, akan dijaga oleh ular sawah tersebut.
Ini memulai perjalanan panjang di mana Dewi Sri dan Sadana melindungi bayi tersebut dari para dewa yang mencoba memberikan bencana.
Akhirnya, Dewi Sri mengembalikan wujudnya yang asli setelah Sadana kembali menjadi manusia.
BACA JUGA:Suku Eskimo: Keajaiban Kehidupan dan Kebudayaan di Kutub Utara