Desa Laut Tador yang biasanya kering kini berubah menjadi lautan yang menenggelamkan desa.
Tentu saja, kebingungan dan kekhawatiran melanda para penduduk.
Mereka melihat desa mereka yang biasa kering kini tenggelam dalam air.
Tidak ada yang bisa mengerti bagaimana perubahan dramatis ini bisa terjadi.
BACA JUGA:Poseidon, Penguasa Lautan dalam Mitologi Yunani
Ketika mereka memahami bahwa tangisan Tador adalah penyebabnya, rasa belas kasihan dan penyesalan mengisi hati setiap orang.
Ayah dan ibu Tador, yang telah meninggalkan anak mereka sendirian di rumah, berlari menuju tempat peristirahatan anak mereka.
Namun, sudah terlambat. Air mata Tador telah menciptakan perubahan yang tidak bisa dibalikkan.
Desa mereka sekarang menjadi Danau Laut Tador, mengabadikan kehilangan dan kesedihan seorang anak.
BACA JUGA:Mitos Menabrak Kucing: Antara Kepercayaan dan Kenyataan
Hingga saat ini, Danau Laut Tador masih berdiri kokoh di Kabupaten Batubara.
Danau ini menjadi saksi bisu dari legenda yang berbicara tentang kesedihan dan perubahan yang bisa diakibatkan oleh perbuatan kita.
Setiap kali air mengalir di danau ini, cerita tentang Tador dan tangisnya yang tak terbendung akan teringat dalam ingatan penduduk setempat.
Sebuah pelajaran yang mengajarkan pentingnya perhatian dan kasih sayang dalam sebuah keluarga.
Dan, bagaimana kehilangan bisa membentuk lanskap emosional dan fisik sebuah tempat. (*)