Keberanian dan ketekunan Teuku Umar tercermin dalam usahanya untuk kembali ke Meulaboh, kota kelahirannya.
Meskipun dalam ancaman pengejaran Belanda, dia berhasil menyusup kembali dan melanjutkan kepemimpinan dengan penuh keberanian.
Namun, pengkhianatan dalam pasukannya membocorkan informasi rahasia mengenai cara membunuh Teuku Umar.
Belanda menerapkan strategi jahat dengan menembakkan peluru emas yang dicampur dengan darah babi, substansi yang diharamkan dalam Islam, kepada Teuku Umar.
BACA JUGA:Misteri Kematian Elisa Lam: Antara Fakta dan Teori Konspirasi
Meskipun pasukannya berusaha melindungi dan menyembunyikan jasadnya, Teuku Umar akhirnya tertembak dan meninggal.
Meskipun perjuangan Teuku Umar dan pasukannya tidak tercatat dalam sejarah resmi, kisah ini tetap hidup diwariskan turun temurun oleh generasi Meulaboh.
Kecerdasan, strategi, serta ketabahan dalam menghadapi penjajah Belanda telah memberikan inspirasi dan teladan bagi generasi Aceh dan Indonesia dalam perjuangan melawan penindasan.
Perjuangan cerdas dan berani Teuku Umar telah menjadi bagian integral dalam sejarah perang Aceh melawan penjajahan Belanda selama hampir setengah abad.
BACA JUGA:Kuburan Angker di Desa Meunasah Mayang, Aceh, Apakah Mitos atau Kenyataan?
Kisahnya yang mengilhami semangat patriotisme dan tekad untuk mempertahankan tanah air dan martabat bangsa masih terus menggelora hingga saat ini. (*)