Dalam pertempuran yang berkecamuk, Siti Khadijah bersama rekan-rekannya memimpin perlawanan dengan gagah berani.
Ia mengenakan pakaian perang yang unik, dilengkapi dengan helm yang dikenal sebagai "Burong Pocut," yang memiliki tanduk dan hiasan-hiasan menyeramkan.
Siti Khadijah berhasil mengilhami para pejuang dengan semangatnya yang penuh keberanian dan keyakinan.
Kemenangan demi kemenangan berhasil diraih oleh pasukan Siti Khadijah, namun keberaniannya menarik perhatian sang penjajah.
BACA JUGA:Dika: Pendaki Pemberani yang Menembus Kabut dan Menemukan Cinta di Kerajaan Bunian
Belanda pun memutuskan untuk melakukan pengkhianatan dan mengadakan perangkap.
Dalam pertempuran terakhir, Siti Khadijah tertangkap dan menghadapi takdirnya dengan kepala tegak.
Meskipun Siti Khadijah gugur dalam pertempuran tersebut, semangat perlawanannya terus hidup dalam hati para pejuang Aceh.
BACA JUGA:Legenda Nyi Roro Kidul, Kisah Putri Kandita Mampu Menguasai Lautan yang Ganas
Helm "Burong Pocut" yang digunakan oleh Siti Khadijah menjadi simbol keberanian dan tekad untuk melawan penjajah.
Namun, menurut legenda, hingga kini, roh Siti Khadijah masih gentayangan di sekitar wilayah Aceh, siap untuk melindungi dan memimpin perjuangan rakyatnya.
Legenda Burong Pocut Siti bukan hanya sebuah cerita mistis semata, tetapi juga mewakili semangat perlawanan dan keberanian perempuan dalam menghadapi tantangan yang sulit.
BACA JUGA:7 Cerita Mistis yang Dirangkum dari Kisah Horor Paling Populer di Indonesia
Cerita ini menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah dan budaya Aceh, mengajarkan nilai-nilai kepahlawanan, semangat persatuan, dan perjuangan untuk keadilan. (Dik)