Salah satu aturan yang menarik perhatian adalah tentang penggunaan batik motif garuda.
Melansir dari berbagai sumber konon katanya pengunjung yang memasuki kompleks kraton dengan mengenakan pakaian batik bermotif garuda akan berhadapan dengan nasib buruk, atau lebih tepatnya, terkena "celaka".
Mitos Batik Motif Garuda dan Kehormatan Sultan
Ternyata, mitos ini berhubungan dengan makna simbolis dari batik motif garuda dan hubungannya dengan Sri Sultan Hamengkubuwono, pemimpin Kraton Jogja.
BACA JUGA:Apa itu? Aturan Unik dan Mitos di Balik Kunjungan ke Kraton Yogyakarta
Batik motif garuda merupakan salah satu simbol busana khas yang dikaitkan dengan sultan.
Bagi masyarakat Jawa, sultan memiliki kedudukan yang sangat dihormati, dan melanggar tata cara yang tepat dalam menghormati sultan bisa membawa konsekuensi buruk.
Konon, masuk ke dalam kompleks kraton dengan mengenakan batik motif garuda dianggap sebagai penghinaan terhadap sultan.
Batik ini adalah simbol kebesaran dan kehormatan kerajaan, dan hanya sultan yang berhak memakainya.
BACA JUGA:Aturan Unik dan Mitos di Balik Kunjungan ke Kraton Yogyakarta, Apa Itu?
Oleh karena itu, dipercaya bahwa mengenakan busana dengan motif garuda saat berkunjung ke kraton adalah tindakan yang dianggap kurang sopan dan mengundang "kualat" atau malapetaka.
Pentingnya Menghormati Tradisi dan Kebijakan Lokal
Meskipun mitos ini mungkin terdengar sebagai sebuah kepercayaan yang kuno, penting untuk diingat bahwa menghormati tradisi dan kebijakan lokal adalah aspek penting dalam berinteraksi dengan budaya yang berbeda.
Bagi masyarakat Jawa, tradisi dan etika memiliki peran yang besar dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam konteks kunjungan ke tempat-tempat suci atau bersejarah seperti Kraton Jogja.
BACA JUGA:Mitos dan Aturan Unik di Balik Kunjungan ke Kraton Yogyakarta
Oleh karena itu, saat berencana untuk mengunjungi Kraton Jogja, baik sebagai wisatawan domestik maupun internasional, penting untuk memahami dan menghormati norma-norma yang berlaku.