Menurut mitos ini, dunia terbentuk dari gabungan telur ayam dan telur burung Maleo.
Kehadiran Maleo, sebuah jenis burung yang dilindungi di Pulau Seram, menjadi sangat penting bagi Suku Bati karena burung ini dipercaya sebagai makhluk suci yang memiliki hubungan khusus dengan alam.
Pengaruh Modernisasi
Seiring dengan kemajuan zaman dan modernisasi, pengaruh budaya dari luar telah masuk ke Pulau Seram, termasuk kepercayaan dan agama lain.
Hal ini menyebabkan pergeseran dalam keyakinan dan praktik keagamaan Suku Bati.
Beberapa anggota masyarakat mulai memilih untuk mengikuti agama mayoritas di Indonesia seperti Islam atau Kristen, sehingga kepercayaan tradisional Suku Bati mulai tergerus.
Namun, di beberapa wilayah yang masih terpencil, tradisi dan kepercayaan Suku Bati tetap kuat dan dijaga dengan ketat oleh komunitas mereka.
Upacara adat dan ritual masih dijalankan secara tradisional, dan hubungan dengan alam serta roh nenek moyang tetap menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA:Misteri Terowongan Gaib: Perjalanan Dokter Cantik ke Perkampungan Bunian
Suku Bati di Pulau Seram memiliki kepercayaan dan mitos yang unik, berakar dari hubungan mereka dengan alam dan roh nenek moyang.
Namun, seperti banyak masyarakat adat di seluruh dunia, Suku Bati juga menghadapi tantangan dalam menjaga kepercayaan dan tradisi mereka akibat modernisasi dan pengaruh budaya luar.
Meskipun begitu, warisan budaya Suku Bati tetap menjadi bagian penting dari kekayaan budaya Indonesia yang patut dijaga dan dihormati. (*)