Mahasiswa Ini Lestarikan Seni Bela Diri Kuntau Empat Lawang Melalui Sanggar Tari

Rabu 26-07-2023,14:16 WIB
Reporter : Anita Silvia
Editor : Anita Silvia

Menurut A. Pikri selaku tokoh adat masyarakat Empat Lawang atau sering disebut Jurai Tuo awalan yang diperagakan yaitu pertama salam sembah dibuka dengan Langkah 3 atau bisa lebih, 

tergantung perkuntaunya lalu saling makan atau disebut saling serang (serang dan tangkis) di pertengahan memakai property atau senjata tajam seperti Keris dan Mandau kalau masyarakat setempat sering menyebutnya kelewang.

Saat ini perkembangan seni bela diri tradisional Kuntau sangat memprihatinkan. 

BACA JUGA:Hikayat Hang Tuah: Simbol Kepahlawanan, Kesetiaan, dan Keberanian Masyarakat Melayu

Seni bela diri Kuntau mulai redup dan rata-rata hanya digemari oleh kalangan orang tua saja.

Maka dari itu tim Sanggar Puyang Putri berupaya mengajak kaum muda agar tertarik dan ikut andil dalam melestarikan kesenian tradisional ini.

Karena seni bela diri ini merupakan warisan leluhur suku Lintang yang saat ini sudah mulai ditinggalkan agar tidak hilang ditelan zaman.

Tim kesenian Kuntau dari Sanggar Puyang Putri telah beberapa kali menampilkan kesenian ini di berbagai acara.

BACA JUGA:Kota Tercanggih di Indonesia, Saranjana Kota Gaib Termaju dan Modern CEK MITOSNYA!!

Selain itu juga menjadi pengisi Acara Komite Olahraga Rekreasi Masysrakat Indonesia (KORMI) sekaligus seni beladiri Kuntau ditetapkan menjadi ciri khas olahraga rekreasi yang ada di Kabupaten Empat Lawang. Dan di acara-acara lainnya.

"Harapan saya selaku Ketua dari Sanggar Puyang Putri semoga kesenian Kuntau ini selalu dilestarikan bukan hanya di Sanggar Puyang Putri, tetapi juga di masyarakat pada umumnya. 

Dan kepada Pemerintah Kebupaten Empat Lawang semoga selalu mendukung juga tetap melestarikan Seni beladiri tradisional Kuntau yang kita miliki," harap Deka. (Ian) 

Kategori :