Pulau Kemaro Sejarah yang Belum Terungkap Sepenuhnya, Ini 6 Fakta Penemuan Terbarunya

Sabtu 22-07-2023,09:29 WIB
Reporter : Reri Alfian
Editor : Mael

Namun pada perjalanan keduanya ini, bungker yang sudah dibersihkan, bagian atasnya ditemukan tulisan 16/6/2603 berdasarkan penanggalan Jepang, atau sama dengan 16/6/1943 pada penanggalan Masehi.

BACA JUGA:Saranjana, Misteri Kota Gaib di Kalimantan Selatan

Awalnya, para peserta yang menemukan tanggal tersebut mengira angka tersebut adalah 16/6/1963, atau diduga dibuat pada tahun yang berkaitan dengan pembangunan Jembatan Ampera Tahun 1962-1965.

Namun Retno meralat pernyataan tersebut, dengan penemuan penanggalan tersebut justru memperkuat dan memastikan bahwa struktur bangunan tersebut benar adalah sebuah bunker Jepang.

BACA JUGA:Kota Wentira Palu Asal Nama dan Cerita Mistis di Dalamnya

Bentuk tumpukan beton yang belum sempurna, dua sisian batu menyangga dua beton yang diatasnya, kemudian ada sebagian batu yang nampak tidak teratur. 

Di dekat sungai, terdapat dua batu yang diduga sebagai landasan meriam, karena terlihat ada lubang bekas meriam ditaruh.

BACA JUGA:Wentira Kota Emas yang Hilang Boleh Dikunjungi Manusia, Namun Ada Syaratnya

Meskipun tidak seperti bungker pada umumnya, namun penemuan tersebut tetap bagian dari pertahanan Jepang pada masa itu. 

“Iya meskipun tidak bungker yang rapat, seperti ada di Plaju, Rimbo Kemuning, atau RS Charitaas, tapi itu tetap bagian dari pertahanan Jepang,” ujarnya.

BACA JUGA:Kota Wentira di Mana? Mengenal Kota Gaib di Sulawesi Tengah Dipercaya Warisan Atlantis Kota yang Hilang

Bahkan Retno menduga bungker tersebut digunakan sebagai lini pengamanan Kompleks Pertamina, karena lokasinya yang tepat berhadapan dengan Pertamina Sungai Gerong dan Plaju.

Di dekat sungai, terdapat dua batu yang diduga sebagai landasan meriam, karena terlihat ada lubang bekas meriam ditaruh.

BACA JUGA:Wentira Sulawesi Tengah dan Padang 12 Kalimantan Barat, Dua Kota Gaib Selain Saranjana

Meskipun tidak seperti bungker pada umumnya, namun penemuan tersebut tetap bagian dari pertahanan Jepang pada masa itu. 

“Iya meskipun tidak bungker yang rapat, seperti ada di Plaju, Rimbo Kemuning, atau RS Charitaas, tapi itu tetap bagian dari pertahanan Jepang,” ujarnya.

Kategori :