Asal bisa kumpul, bujang gadis di desa antusias sekali, tidak sibuk main hanphone seperti sekarang ini, namun bercengkrama, berbagi cerita, dan berpantun serta berbagi pengalaman memasak, linjangan dan basindo (dibahas nanti di lain artikel) .
BACA JUGA:Menelisik Tradisi Pantauan, Budaya Suku Besemah di Kabupaten Lahat dan Kota Pagaralam
Kembali ke ningkukan tadi, acara dilaksanakan di rumah panggung sederhana paling balai panggung buatan sendiri hasil gotong royong warga, semua bujang dan gadis berkumpul biasanya dipisahkan tempat duduknya.
Panita akan memainkan musik irama dangdut sembari menjalankan selendang dari bujang yang satu ke gadis yang lain serta dari gadis yang satu ke bujang yang lainnya.
BACA JUGA:Adat dan Budaya Lahat, Ini SejarahTradisi Pantauan Bunting
Namun menariknya pemberian selendang bukan sembarangan, baik bujang maupun gadis sudah sejak awal sudah ada gadis ataupun bujang incarannya.
Bukan tidak mungkin hasrat hati, ketertarikan tadi bisa bersaut, menjalin cinta alias linjangan (bahasa daerah) seperti adat dan budayanya bujang gadis di desa tadi.
BACA JUGA:Wisata Lampung Hits 2023, Rasakan Pesona Tradisi dan Sejarahnya
Pokoknya acara ningkuk an asli seru, bujang gadis riang gembira karena itu acara khuus bujang dan gadis saja bukan anak-anak, apalagi reman dan kebai (orang sudah menikah, red).
Kita kembali ke putaran selendang tadi, saat sedang bujang dan gadis asik berlenggak lenggok berjalan mendekati bujang atau gadis pilihanya musik mendadak berhenti, maka selendang yang diedarkan tersebut juga berhenti.
BACA JUGA:Muharram 2023, 4 Amalan Tradisi Malam 1 Suro Bagi Umat Islam
Itu artinya bujang dan gadis yang masih memegang selendang tadi mendapatkan hukuman.
Sebelum mendapat hukuman bujang atau gadis tersebut akan memecahkan sebuah balon yang berisi hukuman yang sudah disiapkan oleh panitia.
Hukumannya bisa berbagai macam seperti berjoget dengan salah satu gadis, menyanyikan lagu-lagu dangdut dan juga pantun.
Namun bagi bujang dan gadis desa hukuman bukan hal yang di takuti karena sudah terbiasa bahkan jadi ajang nya untuk tampil, hukumannya seperti pantun, joget, nyanyi bahkan menari.