PALEMBANG, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Provinsi Sumatera Selatan telah diberikan tugas untuk meningkatkan surplus atau kelebihan persediaan beras hingga mencapai 1 juta ton.
Langkah ini merupakan persiapan menghadapi dampak El Nino yang akan melanda Indonesia.
Menteri Pertanian RI, Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH, menjelaskan bahwa Sumatera Selatan merupakan salah satu dari enam daerah penghasil pangan nasional yang penting.
BACA JUGA:117 PNS dan PPPK Kota Pagar Alam Dilantik, Ini Pesan Walikota
Oleh karena itu, penting bagi provinsi ini untuk tidak mengalami penurunan produksi.
“Agar stok beras meningkat menjadi 1 juta ton, perlu peningkatan sekitar 50 ribu hektar lahan pertanian tambahan,” ungkapnya dalam Rapat Koordinasi Antisipasi Iklim El Nino pada hari Senin (17/7), dikutip dari Sumeks.co
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi gabah kering giling (GKG) dan beras di Sumatera Selatan telah mengalami surplus.
BACA JUGA:Mitos Malam Satu Suro 2023 Jatuh pada Tanggal Berapa? Dilarang Keluar Rumah!
Pada tahun 2019, produksi GKG mencapai 2,6 juta ton dengan produksi beras sebanyak 1,48 juta ton.
Pada tahun 2022, produksi GKG meningkat menjadi 2,7 juta ton dengan produksi beras sebanyak 1,5 juta ton.
Selama ini, tingkat konsumsi beras di Sumatera Selatan memiliki surplus yang signifikan.
Pada tahun 2019, terdapat surplus sebesar 665 ribu ton, lalu surplus tahun 2020 sebesar 751 ribu ton, tahun 2021 sebesar 622 ribu ton, dan tahun 2022 sebesar 743 ribu ton.
BACA JUGA:Mengungkap SejarahTradisi Pantauan Bunting di Kabupaten Lahat, Yuk Simak Ini Penjelasanya!
Menteri Pertanian RI menekankan bahwa Presiden memberikan perhatian khusus dalam menghadapi ancaman cuaca ekstrem dan El Nino yang akan berdampak pada Indonesia.
Oleh karena itu, dia meminta semua pemangku kepentingan di sektor pertanian, terutama Kementerian Pertanian dan Gubernur, untuk mempersiapkan dan mengantisipasi dampak kekeringan yang kuat.