EMPATLAWANG, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID – Siapa uang tidak kenal sosok Panji Gumilang pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu, belakangan ini ramai diperbincangkan lantaran pernyataannya yang selalu kontropersi san dianggap menyimpang. BACA JUGA:Samuel Umtiti dan Barcelona Resmi Berpisah! Gaji Jadi Poin Utama Akibatnya Panji Gumilang pimpinan Ponpes Al Zaytun Indramayu, didemo oleh masyarakat karena mencampur adukkan ajaran agama Islam dengan agama lain. Orang-orang terdekat, termasuk keluarga Panji Gumilang pun ikut berimbas jadi sorotan publik. Diketahui, Panji Gumilang memiliki putri seorang politisi bernama Anis Khairunnisa Anis Khairunnisa merupakan putri Panji Gumilang dari istrinya bernama Farida Al-Widad. BACA JUGA:Wajib Diketahui! Ini 7 Rekomendasi SD Terbaik di Lahat Adapun Anis Khairunnisa di Jakarta pada tanggal 25 Mei 1980 dengan usianya sekarang menginjak 43 tahun. Anis Khairunnisa sempat mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI pada pemilihan umum (Pemilu) tahun 2014. Dirinya kala itu bergabung dengan partai persatuan pembangunan (PPP) dengan daerah pilih Jawa Barat 8. Sebelumnya dirinya pernah menjabat sebagai anggota DPRD kabupaten Indramayu. BACA JUGA:Jadi Incaran Sejarawan dan Peneliti, Bukti Kejayaan Kerajaan Sriwijaya Anis Khairunnisa menikah dengan Eji Anugrah Romadhon dan dikaruniai satu orang anak. Untuk pendidikan Anis Khoirunnisa menyelesaikan pendidikan di Universitas Ushuluddin dengan jurusan perbandingan agama. Kemudian Anis Khairunnisa melanjutkan pendidikan strata 2 (S2) di Universitas Negeri Jakarta dengan jurusan manajemen pendidikan. Selain itu Anis Khairunnisa sempat jadi pengurus HMI cabang Ciputat, kemudian pengurus Teater Syahid Jakarta dan ketua umum pengurus olahraga Hockey tahun 2010. BACA JUGA:Ini Motif Siswa SMP di Temanggung Bakar Sekolah, Tidak Disangka, Bikin Tercengang Pemilik nama lengkap Syaikh Dr. (HC). K. H. Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang lahir di Desa Sembung Anyar, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik pada 30 Juli 1946. Melansir wikipedia, Panji Gumilang sejak kecil dekat dengan kegiatan keagamaan. Saat belajar di Sekolah Rakyat (SR) di pagi hari, ia juga belajar mengaji di langgar di sore hari. BACA JUGA:Demi Yamaha dan Honda, Dorna Sport Akan Rubah Aturan Konsesi Setelah tamat di SR, Panji Gumilang melanjutkan pendidikannya ke Pondok Modern Gontor. Namun, pendidikannya tidak diselesaikan, ia tak menamatkan sekolahnya. Diketahui, Panji Gumilang aktif menjadi Petugas Rabithoh ‘Alam Islami yang ditugaskan di Majlis Ulama Islam Malaysia Sabah bahagian Da’wah tahun 1982-1989. BACA JUGA:Ini Dia Perbedaan IKM Mandiri dan IKM Sekolah Penggerak Di tahun yang sama Panji Gumilang dipercaya menjadi Presiden Perhimpunan Keluarga Besar Indonesia Sabah Malaysia (PERKISA). Lalu, Panji Gumilang kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah Ciputat dengan mengambil Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab. Panji Gumilang pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni UIN Syarif Hidyatullah sejal 2006, selama dua periode. Pada 24 Mei 2003 ia dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa bidang Management, Education and Human Resources oleh IMCA (International Management Centres Association) atau Revans University. BACA JUGA:Liverpool Boyong Kapten Timnas Hungaria, Mahar Sentuh Angka Rp1 Triliun Adapun universitas ini tidak terakreditasi action learning yang bertempat di Buckingham, Inggris dan Amerika Serikat. Syaykh AS Panji Gumilang dianggap berjasa melakukan perubahan dalam transformasi kependidikan di Indonesia. Yakni mewujudkan ide baru dalam sebuah paradigma baru pendidikan Islam melalui Al-Zaytun. Diketahui, Panji Gumilang mendirikan Pondok Pesantren Al-Zaytun pada 13 Agustus 1996 di Indramayu, Jawa Barat. BACA JUGA:Juga Menjadi Pembuka Ruang, Berikut Tipe-tipe Striker Dalam Sepakbola Di Pesantren Al-Zaytun, ia menerapkan Sistem Pendidikan Satu Pipa (One Pipe Education System) yaitu sistem pendidikan formal yang tidak terputus. Mulai dari tingkat dasar atau Madrasah Ibtidaiah hingga Perguruan tinggi. Ia dianggap sebagai pelopor pendidikan terpadu atau kampus peradaban karena mendirikan pondok pesantren modern bertajuk Pusat Pendidikan dan Pengembangan Budaya Toleransi serta Pengembangan Budaya Perdamaian. BACA JUGA:Seleksi Bawaslu Kabupaten/Kota Memasuki Tahap Apa, Catet Jadwalnya Sebagai seorang guru, ia mengandalkan manajemen kekitaan bukan keakuan. Pondok pesantren (ponpes) Al-Zaytun berada di Indramayu kembali jadi sorotan publik Indonesia. Setelah beberapa kontroversi yang terjadi di ponpnes Al-Zaytun membuat publik menduga ada aliran sesat. Salah satunya yang sempat viral yakni ketika pelaksanaan sholat idul fitri dimana jemaah lelaki dan perempuan bercampur jadi satu. Dibalik segala kontorversi yang ada, menarik untuk menelisik soal awal mula berdirinya ponpes Al-Zaytun pimpinan Panji Gumilang tersebut. Diketahui Ponpes Al Zaytun tepatnya berada di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. BACA JUGA:Seleksi Bawaslu Kabupaten/Kota Memasuki Tahap Apa, Catet Jadwalnya Mengutip laman resminya, Ponpes ini mengeklaim sebagai pusat pendidikan pengembangan budaya toleransi dan perdamaian. Menggenggam visi berupa “Perbaikan kualitas pendidikan ummat”, Al Zaytun mengaku memiliki tujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas selaras perkembangan dunia. BACA JUGA:TERUNGKAP! Pertandingan FIFA Matchday Timnas Indonesia Vs Argentina Ternyata Siasat FIFA? Individu hasil didikan Ponpes Al Zaytun juga disebut mampu mengembangkan kreativitas, berdaya kompetisi tinggi, berjiwa mandiri, serta tekun dalam penelitian dan penemuan ilmiah. Juga, penuh perhatian terhadap aspek dinamika kelompok dan bangsa, terampil berkomunikasi, berdisiplin tinggi, menguasai tahfiz Al Quran, serta selalu berakhlak karimah. BACA JUGA:Pemekaran Sumatera Selatan, Presidium Sumsel Barat Sambangi Mantan Gubernur Bengkulu di Linggau Gagasan pembangunan Ponpes Al Zaytun muncul sejak 1 Juni 1993, saat hari raya Idul Adha 1413 H oleh Yayasan Pesantren Indonesia (YPI). Namun, pembangunan baru dimulai tiga tahun kemudian, tepatnya pada 13 Agustus 1996. Selang tiga tahun sejak pembangunan, pada 1 Juli 1999, kegiatan pembelajaran pertama kali di Al Zaytun pun dilakukan. Kendati demikian, pondok pesantren ini baru diresmikan oleh Presiden ketiga Indonesia, BJ Habibie pada 27 Agustus 1999. Bangunan Ponpes Al Zaytun memiliki konsep modern dengan asrama terintegrasi. Bukan hanya itu, Ponpes ini juga dilengkapi lahan persawahan dan hutan sendiri. Masih dari laman Al Zaytun, pesantren ini memiliki luas total lebih dari 1.200 hektare untuk melaksanakan kegiatan pendidikan. Seluas 200 hektare di antaranya terdiri dari kompleks sarana pendidikan, seperti gedung pembelajaran, asrama siswa putra maupun putri, serta sarana olahraga. BACA JUGA:Pilpres 2024 Prabowo Yakin Menang, Sudah Belajar Politik dari Jokowi! Salah satu bangunan paling monumental di kompleks Al Zaytun adalah Masjid Rahmatan Lil Alamin. Dikutip dari Kompas.com, bangunan masjid berukuran 99 x 99 meter yang merefleksikan asmaul husna. Sementara itu, enam lantainya merupakan simbol dari arkan al-iman atau rukun iman. Masjid ini terdiri dari lima buah kubah, yakni satu kubah besar yang dikelilingi empat kubah lebih kecil berbentuk seperempat lingkaran. BACA JUGA:Panji Gumilang Bakal Diperiksa Penyidik Bareskrim Polri Empat kubah kecil tersebut merupakan simbol dari empat mazhab besar dunia, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i, serta Hambali. Sedangkan kubah besarnya, merupakan risalah Nabi Muhammad yang menaungi keempat mazhab. Selain bangunan dan wilayahnya, Ponpes ini turut mengaku unggul dalam menerapkan sistem pendidikan dengan kualifikasi internasional. Program pendidikan di pesantren ini selalu mengacu pada standar kualifikasi internasional, termasuk program ICDL (International Computer Driving Licence) dan ICCS (International Certificate in Computer Studies) dengan jaminan standar berskala internasional. BACA JUGA:Sebagian TPP PNS Daerah Cair, kok bisa?ini Kendalanya Ratusan orang yang tergabung dalam Forum Indramayu Menggugat (FIM) berunjuk rasa di depan Ponpes Al-Zaytun menuntut pembubaran segera pondok pesantren tersebut, kamis lalu. Bentrok nyaris terjadi karena pihak ponpes ternyata juga menyiapkan massa tandingan yang tidak kalah banyak. Pimpinan Al-Zaytun, Syekh Panji Gumilang, bahkan turun langsung, berada di baris paling depan menginspeksi barisannya. Sempat terjadi aksi dorong-dorongan. Beruntung, aparat Polres Indramayu yang sigap segera melakukan pengamanan sehingga bentrokan besar bisa dihindarkan. Koordinator aksi, Syahid Mukhlisin, mengatakan, unjuk rasa dilakukan karena warga resah dengan keberadaan Ponpes Al-Zaytun. BACA JUGA:Pemotongan Hewan Kurban Ketiga, Panitia Kurban Meninggal, ini Penyebabnya “Kami mendesak agar MUI dan Kemenag agar segera mengusut tuntas soal dugaan ajaran sesat karena lembaga itu yang memiliki kewenangan,” ujarnya. Syahid mengatakan, massa yang datang kecewa karena unjuk rasa hanya bisa dilakukan di lokasi yang cukup jauh dari Ponpes Al-Zaytun. “Jika tuntutan kami tidak dipenuhi kami akan melakukan aksi lainnya langsung ke Jakarta,” imbuhnya. BACA JUGA:Pemotongan Hewan Kurban Ketiga, Panitia Kurban Meninggal, ini Penyebabnya Koordinator aksi lainnya, Jamal Wibisono mengungkapkan mereka juga mendesak pemerintah untuk segera membubarkan Ponpes Al-Zaytun. “Warga sekitar tidak merasakan manfaat keberadaannya. Apalagi ponpes ini tertutup tidak bisa diakses secara umum,” ujarnya.(*).
Ini Profil Lengkap Panji Gumilang dan Anaknya yang Bikin kita Kaget
Sabtu 01-07-2023,12:58 WIB
Reporter : Mael
Editor : Mael
Tags : #rakyatempatlawang. disway. id
#rakyatempatlawang
#panji gumilang
#onpes sesat al zaytun
#brita empat lawang
#annis khairunnisa
#anak panji gumilang
#al zahtun
Kategori :
Terkait
Kamis 13-07-2023,18:31 WIB
Frustasi Bela Panji Gumilang, Anis Dipastikan Batal Nyalon
Kamis 06-07-2023,12:54 WIB
Selain Penistaan Agama, Dirtipidum Bareskrim Polri Temukan Tindak Pidana Baru Panji Gumilang
Rabu 05-07-2023,21:34 WIB
Wow, Panji Gumilang Miliki 256 Rekening, ini Tindakan PPATK
Senin 03-07-2023,17:21 WIB
Bawa Bukti Baru, Pelapor Panji Gumilang Datangi Bareskrim
Minggu 02-07-2023,15:36 WIB
MUI Pastikan Kurikulum Ponpes Al Zaytun Tidak Menyimpang, yang Salah Doktrin Panji Gumilang
Terpopuler
Minggu 16-02-2025,10:57 WIB
Palembang Gelar MTQH ke-XXXII, 500 Peserta Bersaing di 25 Cabang Lomba
Minggu 16-02-2025,14:54 WIB
Remaja 17 Tahun Tewas dalam Kecelakaan di Jalan Lintas Timur Lempuing
Minggu 16-02-2025,06:59 WIB
Ribuan Guru PAI di Sumsel Belum Terima Gaji 13 dan THR, Ombudsman Turun Tangan
Minggu 16-02-2025,12:56 WIB
BAZNAS Palembang Salurkan Bantuan untuk Korban Angin Puting Beliung di Kertapati
Minggu 16-02-2025,08:58 WIB
Pemprov Sumsel Gelar Forum Konsultasi Publik RKPD 2026: Fokus pada Isu Strategis dan Prioritas Pembangunan
Terkini
Minggu 16-02-2025,21:48 WIB
Harga Sembako di Lahat Stabil Menjelang Ramadhan, Daging Ayam dan Cabe Justru Turun
Minggu 16-02-2025,20:49 WIB
Pj Bupati Lahat Imam Pasli Resmikan Renovasi Puskesmas Merapi I di Desa Arahan
Minggu 16-02-2025,18:53 WIB
Pj Walikota Pagaralam Terima Kunjungan Kepala BNNP Sumsel untuk Perkuat Upaya Pemberantasan Narkoba
Minggu 16-02-2025,16:54 WIB
Pelarian Berakhir: Buronan Kasus Pencurian Andi Mulya Bakti Ditangkap di Sulawesi Tengah
Minggu 16-02-2025,14:54 WIB