Seperti yang dirasakan oleh Iis, perempuan 30 tahun. Perempuan berhidung mancung dengan paras khas artis berdarah Sunda, berkulit kuning langsat, dan mampu menjaga body-nya tetap singset ini termasuk beruntung.
BACA JUGA:Selain Pempek, Ini 5 Makanan Khas Palembang, Salahsatunya Celimpungan
BACA JUGA:Kisah Unik Asal Mula Lagu dan Tarian Ketubean Khas Empat Lawang
Dirinya suami yang sudah beristri, namun setiap bulan selama beberapa tahun menjalani pernikahan siri sang suami siri tetap bertanggung jawab bukan pada Iis dan seorang anak dari buah pernikahannya saja, tapi juga memberi perhatian pada orang tua dan adik-adik Iis.
Suami siri IS, menurut dia anggota Polri berpangkat bintara yang dinas di Jakarta. Usianya kini sudah 50 tahun. IS Istri kedua yang dinikahi secara siri.
"Biasanya abang datang satu atau dua kali setiap bulan. Setiap ke sini ia memakai mobil jenis Starlet atau Taft, menggantungkan seragam polisi di belakang mobilnya. Selama dua tahun ini, abang melakukan banyak hal. Dia membetulkan rumah milik keluarga IS. Mulai dari memasang keramik sampai memodali sebuah warung kelontong untuk IS berjualan," ujarnya.
BACA JUGA:Heboh Staycation! Dah Pada Tahu Belum Artinya? Ini Penjelasanya
Warung itu persis berada di depan rumahnya. Bagi IS ini keuntungan luar biasa. Sebab keluarganya tak lagi punya sawah. Ayah IS kini mengerjakan sawah milik orang.
Di Kampung ini, bukan cuma IS yang menikah siri dengan pria asal Jakarta. TT (32), wanita lain juga kawin siri dengan pengacara asal Jakarta. Tapi nasib TT lebih beruntung, karena suami sirinya bernama Edu masih rutin datang atau rutin mengirim uang setiap bulan.
Pernikahan siri bagi wanita-wanita di Pagaden bukan hal yang menakutkan. Selama ada saling cinta, maka status pernikahan bukan soal. Kembali ke hakikat manusia bahwa pernikahan itu sunnah yang didasari saling cinta, maka keyakinan rasa bahagia itu ada. (**)