KKB Dikabarkan Serang Markas Brimob Sugapa Intan Jaya

Selasa 25-04-2023,10:39 WIB
Reporter : itdisway
Editor : itdisway

“Nantinya anggota yang dikirim ke wilayah tersebut tentunya akan langsung bersiap dan dengan kesiagaan penuh dalam menghadapi berbagai kemungkinan termasuk serangan bersenjata dari pihak KKB,” terang Laksamana Yudo.

Sedangkan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono mengklaim saat ini kondisi KKB sudah terjepit atas penindakan yang dilakukan pihak TNI.

BACA JUGA:Kronologis Gugurnya Pratu F, Prajurit TNI yang Ditemukan Meninggal Dunia

"Kita tidak lagi bisa percaya mereka (KKB). Mereka yang menyerang dan yang mendahului mereka bukan kita. Dan sekarang kondisinya terjepit," terang Laksda Julius.

Laksda Julius menduga hingga kini sudah ada beberapa anggota KKB yang tewas saat baku tembak di Distrik Mugi, Nduga, Papua Pegunungan, dengan pihak TNI.

BACA JUGA:Prajurit TNI Ditemukan Meninggal Dunia

Menurut Laksda Julius, indikasi KKB mulai terjepit terlihat saat proses evakuasi Pratu F dari jurang 140 meter tidak ada potensei serangan.

"Tim dapat melakukan evakuasi yang kedalaman jurang 140 meter, kalau situasi tidak aman kan tidak mungkin. Pasti diserang kan, jadi mereka sudah terjepit sudah bubar kocar-kacir," kata dia.

KKB Minta Bantuan Luar Negeri

Pihak KKB sendiri dikabarkan telah meminta bantuan ke luar negeri akan pasokan senjata dalam menghadapi TNI.

BACA JUGA:Cerita Anggota TNI Soal KBB Manfaatkan Wanita Dan Anak-Anak Untuk Sergap Pasukan TNI

Amatus Akouboo Douw selaku Kepala Urusan Luar Negeri dan Ketua Dewan Diplomatik TPNPB-OPM/Gerakan Papua Merdeka meminta Australia dan Selandia Baru untuk membantu TPNPB - OPM dalam perang melawan TNI. 

Dalam permintaan tersebut, KKB meminta bantuan senjata dan peralatan perang pada pemerintah Australia dan Selandia Baru.

BACA JUGA:Klaim OPM Dibantah TNI, Prajurit Dan 9 Pucuk Senjata Telah Kembali

"TPNPB OPM menyerukan kepada pemerintah Australia dan Selandia Baru untuk datang membantu kami dan mengirimkan tentara dan senjata, amunisi, granat, roket, dan peralatan telekomunikasi," kata Amatus.

Amatus menyebut, Pemerintah Indonesia baru-baru ini menaikkan status Perang, kemudian mengirimkan personel besar-besaran yang dilengkapi dengan peralatan perang militer ke Ndugama.

Kategori :